Kurangnya perhatian terhadap skala manusia dalam proses perancangan, menyebabkan ruang yang tercipta kurang nyaman bagi manusia dan lingkungannya. Bangunan kehilangan kesan yang ingin disampaikan. Penulisan ini bertujuan untuk mempelajari desain arsitektur yang memiliki skala yang baik, dengan memecahkan permasalahan skala manusia yang dapat mempengaruhi kenyamanan, serta mempelajari skala manusia yang menentukan kesan bangunan yang ingin disampaikan. Selain itu, penulisan dalam tugas akhir magang ini juga bertujuan sebagai studi dalam penerapan skala ke dalam desain yang mempengaruhi dan memperbaiki arsitektur di Indonesia, dengan cara skala arsitektur yang baik. Untuk mendalami bagaimana skala manusia menghasilkan kenyamanan dan kesan yang baik, dilakukan analisis studi kasus dengan teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa arsitek, yaitu Christopher Alexander, Ir.Rustam Hakim, Yoshinobu Ashihara, Paul D.Sprieregen, Francis D.K.Ching, Paul Jaques Grillo, H.Mirten, Le-Corbusier, Charles Moore, H.K.Ikhsar, dan Eugene Raskin. Dari analisis didapatkan bahwa kenyamanan dapat dihasilkan dengan panca indera (indera penciuman, pendengaran, peraba dan penglihatan). Sedangkan kesan dapat dihasilkan dengan ukuran, proporsi dan latar belakang manusia yang berbeda-beda.