Material merupakan elemen dasar pembentuk arsitektur dan titik tolak dalam proses membangun.Setiap material memiliki keungggulan dan dampak negatif yang berbeda satu sama lain, dilihat dari keadaan fisik, karakter dan ekspresi, teknik konstruksi, ketersediaan material, harga material, serta biaya perawatannya. Dalam proses perancangan, seorang arsitek harus melihat hubungan antara masalah arsitektur dengan pemilihan material. Proses perancangan arsitektur ini sendiri mencakup beberapa aspek, seperti aspek keadaan lingkungan, pihak-pihak yang terkait dalam desain, pembentukan ruang, perhitungan biaya, serta teknik konstruksi. Semua aspek dalam proses perancangan memiliki kaitan dengan pemilihan material dalam sebuah bangunan. Pemilihan material harus didasarkan pada masalah utama yang harus diselesaikan. Sebagai perancang, seorang arsitek harus menyadari esensi pemilihan material pada proses perancangan. Esensi pemilihan material dalam proses perancangan arsitektur kontemporer di Indonesia adalah solusi dari masalah arsitektural yang dihadapi seorang arsitek, baik dari aspek lingkungan (keadaan tapak, budaya lokal, keberlanjutan lingkungan), pihak-pihak yang berkaitan dalam proses perancangan (klien, arsitek, kontraktor, pemerintah, pemilik, pengguna), biaya konstruksi dan perawatan, teknik konstruksi, dan pembentukan ruang.